Malam ini kulangkahkan kaki ini, sendiri menusuri jalan panjang tanpa setitik cahaya.
Seharusnya kau selalu ada di sampingku, menemani setiap langkahku.
Namun takdir tak berpihak.
Kini kau telah tiada, tinggalkan aku sendiri, dan semua hanyalah tinggal kenangan.
Kenangan yang semula kukira indah, dan terus menemaniku meski kita tak lagi bersama.
Namun ternyata kenangan itu hanya menyisihkan luka yang begitu perih ketika aku tetap merawatnya.
Kenangan yang kukira takkan pernah laku bila kujajakan, namun ternyata belum sempat kujajakan kenangan itu malah dirampas oleh gadis yang takpernah kuduga.
Untukmu hujan, jalanan terang, dan keramaian.
Ku ucapkan terimakasih, atas ribuan kesempatan yang kau berikan.
Kau biarkan aku menorehkan kenangan yang bersimpul kebahagiaan sepanjang malam di musim itu.
Bahkan ketika aku meninggalkan kenangan itu begitu saja, kau rela untuk tetap merawatnya.
Meski sebagian dari kenangan itu telah direnggut hujan, jalanan gelap, licin, serta kesunyian.
Kini kucoba untuk melepaskan semua mimpiku bersamamu.
Semoga kau bahagia meski langka kita telah berbeda :)
Sabtu, 17 Mei 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Andai saat itu bisa menghentikan waktu, mungkin bisa memperbaiki keadaan, tapi waktu terus berjalan maju :)
BalasHapussiip (Y)
Hapushidup memang tak pernah punya tombol mute ato bahkan rewind. Namun begitu kita harus tetap semangat untuk menjadi lebih baik lagi kedepannya :)
thnks uda baca :)
Kenanglah masalalu seperti kupu-kupu menghisap madu tanpa pernah merusak bunga itu ;)
BalasHapusAsiqurrahman.blogspot.com
iya sipp, thnks uda baca di blog ku :)
HapusKenangan itu memang indah mbak, tapi tetap saja kenangan hanyalah kenangan ..
BalasHapussebuah pembelajaran untuk kita tegap melangkah ke depan nantinya :D
iya rin :* thnks ya rina ku :)
BalasHapus