RAJA
ALI HAJI
Kota
Batam kota industri
Tempat
orang mencari rezeki
Kalau
tuan baik hati
Sudilah
baca postingan ini
Layaknya
kota kota lain yang ada di seluruh penjuru Indonesia, Batam juga menghadirkan
sosok pahlawan yang perlu kita kenang jasanya. Untuk mengenang jasa para
pahlawan Batam mengabadikan nama-nama pahlawannya di setiap tempat.
Saat
kali pertamanya pesawat mendarat, lalu kau menginjakkkan kakimu di tanah
melayu—Batam. Maka akan terpampang sebuah tulisan bercetak timbul “ HANG NADIM”
di dinding gedung kokoh itu—Bandara.
Tak hanya itu, ada pula stadion olahraga yang di beri
nama “TEMENGGUNG ABDUL JAMAL” , lalu alun-alun Kota Batam yang di beri nama
“ENGKU PUTERI”, dan ada juga sekolah/lembaga pendidikan jurnalistik yang di
beri nama “RAJA ALI HAJI”.
Pada postingan kali ini aku akan bercerita sedikit
tentang RAJA ALI HAJI. Mengapa beliau yang aku pilih ? ada yang ingintahu ?
Aku
memilih beliau karena aku ingin sekali menjadi seorang penulis besar dan
terkenal seperti beliau. Kamu ingin menjadi penulis juga ? yuk baca karya RAJA
ALI HAJI. Top lohh
Namanya Raja ali haji
bin Raja ahmad, beliau sangat di kenal dengan sebutan Raja ali haji—nama
penanya. Ia lahir di Selangor tahun 1808 lalu wafat dan di makamkan di komplek
pemakaman pahlawan di Penyengat—Kepri. Sebagian lain mengatakan beliau lahir
dan wafat di Penyengat—Kepri.
Nah,
loh, lahir di Selangor, wafat di Penyengat. Nggak ada nama Batamnya tuh. Ada
hubungan apa beliau dengan Batam hingga Batam mengakuinya sebagai pahlawan,
lalu mengabadikan namanya di salah satu lembaga pendidikan pula.
Ya,
beliau memang bukan lahir di Batam, bukan juga di makamkan di Batam. Tapi beliau
sangat berjasa di Batam.
Beliau
membingkai sejarah melayu dalam karyanya yang berjudul “TUHFAT AL NAFIS”
bingkisan berharga ini menceritakan banyak hal tentang sejarah melayu, salah
satunya tentang “RAJA ISA” siapakah dia ? beliau adalah seorang raja yang ada
di Batam, tepatnya di Nongsa.
Dalam
Tuhfat al nafis Raja ali haji menjelaskan sebagai berikut :
“... Sebermula adapun yang di
pertuan Muda Raja Ali ini, ialah Raja Muda yang ke lima dari bangsa Bugis anak
cucu Opu Dahing Perani. Adalah ia mengadakan beberapa anak laki-laki dan
perempuan. Adapun yang laki-laki bernama Raja Isa, ia beranakkan Raja Yakub
beserta saudaranya. Adalah ibunya Raja Wok dan lagi anaknya bernama Raja Idris
mengadakan anak laki-laki- dan perempuan. Adayang hidup, ada yang mati membuat
silsilah ini. Adalah kebanyakan anak cucunya di sungai Nungsa.”
Tak hanya itu masih
banyak karya beliau yang sangat pantas di banggakan. Bahkan bukan hanya
masyarakat Batam, namun seluruh Bangsa Indonesia wajib membanggakan karya
beliau.
Tahukah
kamu bahwa beliau tak hanya tekenal sebagai ulama dan pujangga namun
beliau juga terkenal sebagai pencatat pertama dasar-dasar tata bahasa Melayu lewat
buku Pedoman Bahasa; buku yang menjadi standar bahasa Melayu. Bahasa
Melayu standar itulah yang dalam Kongres Pemuda Indonesia 28 Oktober 1928 ditetapkan
sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia.
Nah,
jadi Raja Ali Haji bukan hanya pahlawan di Batam, namun beliau pahlawan
Nasional—Indonesia.
Untuk
mengakhiri postingan ini saya punya satu syair favorit saya karya RAJA ALI HAJI—Gurindam pasal ke dua belas.
Ini gurindam pasal
yang kedua belas:
Raja mufakat dengan menteri,
seperti kebun
berpagarkan duri.
Betul hati kepada
raja,
tanda jadi sebarang
kerja.
Hukum adil atas
rakyat,
tanda raja beroleh
inayat.
Kasihkan orang yang
berilmu,
tanda rahmat atas
dirimu.
Hormat akan orang yang
pandai,
tanda mengenal kasa
dan cindai.
Ingatkan dirinya mati,
itulah asal berbuat
bakti.
Akhirat itu terlalu
nyata,
kepada hati yang tidak
buta.
Cukup
sekian postingan dari saya, jika ada kesalahan mohon maaf
#HAPPYREADING