Sabtu, 02 Agustus 2014

JAMPI-JAMPI CINTA

"Aku benci kamu". 
Gadis itu menghempasku sekuat tenaganya, akupun merasa terhenyak seketika. Jantungku seolah berhenti berdetak, nafasku terasa sesak, seolah tak ada udara yang dapat kuhirup. 

Aku takmengerti apa yang terjadi saat ini. Gadis yang selama ini ku kenal anggun, kini menggoreskan luka di sekujur tubuhku. 
Perih yang kurasa tak lagi dapat tertahankan. Namun apa daya, tak seorangpun yang ingin membantuku. 

Bahkan lelaki jangkung berkulit eksotik yang sempat mendaratkan sebuah kecupan di bibirku pun hanya terpukau bak patung yang terpajang di depan gadis itu. 

Aku sungguh tak mengerti keadaan ini. 
Entah siapa yang sebenarnya terluka saat ini. aku, gadis itu, ataukah lelaki itu ?. 

Tapi bulir-bulir air mata yang membasahi pipi gadis itu, mengisyaratkan bahwa ia begitu terluka. 

Tuhan, apa yang sebenarnya terjadi ?. 
Takpernah kulihat sebelumnya gadis itu menangis seperti saat ini. 
Yang aku tahu sejak pertama bertemu ia selalu menyunggingkan senyum yang menawan. 

Aku sungguh taksuka dengan pemandangan ini. 
Aku rindu pemandangan indah yang menyejukkan hatiku, seperti sebulan yang lalu. 

Saat mereka datang dan memadu kasih di taman ini. 
Lalu pergi dengan tangan yang bertaut. 
Pemandangan itu begitu menyejukkan hatiku. 
Terlebih, ketika pipi mungil gadis itu memerah, karena kata cinta yang dilontarkan lelaki jangkung itu. 

"Aku mencintaimu". 

Ketika itu, ia tampak gagah, berbeda dengan saat ini, dimana ia hanya terdiam dan membeku, tak mampu menjelaskan perselisihan paham antara ia dan gadis itu. 

Angin malam ini, membuat lukaku begitu perih terasa. 
Terlebih ketika gadis itu membalikkan tubuhnya, dan melangkah menjauh dari lelaki itu. 

Aku yang juga terluka malam ini, tak dapat berbuat apa-apa. 
Hanya doa yang mampu kupanjatkan di sela nafasku. 

"Tuhan, satukan kembali hati mereka". 

Sesak kembali merajaiku. Seolah ini nafas terakhirku. Dan tuhan sepertinya mengabulkan doaku. 
Lelaki itu menggerakkan kakinya, berlari mengejar gadis tadi. 

Detik-detik sebelum nafas terakhirku benar-benar habis. Langkahnya terhenti di depan gadis itu. 
Dengan cepat ia menggenggam jemari gadis itu, dan berkata 
"Aku mencintaimu". 

Inginku telah terwujud di akhir hayatku. 
Keduanya saling berpelukan, dan tangkai tempatku berhimpun menjadi sekuntum bunga yang indahpun telah rela melepasku. 
Menit berikutnya angin bertiup semakin kencang. Aku menutup mataku, dan inilah nafas terakhirku. 

"Sampai jumpa kelak di hari bahagimu" 

Mawar merah vv

2 komentar:

 

The Words I Create Just Because of You Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang